TINUTUAN ATAU BUBUR MANADO
Siapa
yang tidak mengenal bubur menado, pastinya anda semua sudah pernah merasakan
bubur menado. Tapi bubur yang ini berbeda, dengan tambahan ikan jambal
menjadikan bubur ini lengkap dari segi rasa maupun gizi.
Tinutuan atau Bubur Manado
adalah makanan khas indonesia dari manado, sulawesi utara. Tinutuan
merupakan campuran berbagai macam sayuran, tidak mengandung daging, sehingga
makanan ini bisa menjadi makanan pergaulan antarkelompok masyarakat di Manado.
Tinutuan biasanya disajikan untuk sarapan pagi beserta berbagai pelengkap
hidangannya.
Tinutuan dipakai menjadi moto kota manado sejak kepemimpinan wali kota Jimmy Rimba dan Wakil Wali Kota abdi wijaya periode 2005-2010, menggantikan moto Kota Manado sebelumnya yaitu Berhikmat
Pemerintah Kota Manado melalui Dinas Pariwisata setempat pada tahun 2004 (ada juga yang mengatakan pada pertengahan tahun 2005) menjadikan Kawasan Wakeke, kecamatan wenang, kota manado, sebagai lokasi wisata makanan khas tinutuan.
Tinutuan, di Manado, disajikan dengan perkeedel nike, sambal roa (rica roa, dabu-dabu roa), ikan cakalang fufu atau tuna asap, dan perkedel jagung. Tinutuan juga bisa disajikan dicampur dengan mi atau dengan sup kacang merah yang disebut brenebon.
Tinutuan yang disajikan bersama mi
disebut midal, dimana akhiran dal tersebut berasal dari kata pedaal
yakni nama lain untuk tinutuan khusus di wilayah minahasa selatan yang
merupakan wilayah tountemboan di Minahasa.
Tinutuan juga dapat dicampur dengan
sup kacang merah yang disebut brenebon Tinutuan yang dicampur dengan brenebon
ini kadang juga ditambahkan tetelan sapi, yang konon dipercaya orang yang
memakannya dapat menarik "roda" (gerobak).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar